Selamat Datang di Planet Bumi!

setipedotcom-selamat-datang-di-planet-bumi

Karena mungkin, kita sebenarnya adalah alien.

Ya, kalian kira kalian adalah manusia. Jangan sedih dulu. Tetapi tentu kalian pernah mendengar tentang “Men are from Mars, and women are from Venus,” bukan? Ketika seorang perempuan dan laki-laki menjalin suatu hubungan, akan banyak hal yang harus diperhitungkan untuk melancarkannya. Apalagi kalau mereka datang dari dua planet yang berbeda.

Well, sebenarnya saya paling tidak suka menggeneralisasikan siapa pun. Karena saya percaya kalau semua orang sebenarnya unik, tidak ada yang benar-benar sama. Tetapi, terkadang kita tidak ada waktu untuk tidak menggeneralisasikan. Dan karena saya dikejar deadline, saya pun tidak ada waktu untuk menceritakan satu-satu mengenai semua orang yang saya kenal. (Ya, kalian mengerti keadaan saya, bukan?)

Oke. Mari saya ceritakan sebuah kasus tentang Alia dan Rizki, yang sudah berpacaran selama setengah tahun. Rizki adalah seorang laki-laki yang baik, jujur, dan sangat menyayangi Alia. Alia adalah seorang perempuan cantik dan baik hati, sedikit posesif. Alia merasa nyaman dengan Rizki, hubungan mereka dekat dan mereka saling terbuka; bahkan terkadang mereka bisa melanjutkan kalimat satu sama lain! Alia merasa dekat secara emosional dengan Rizki; Rizki adalah pacar sekaligus sahabatnya.

Suatu hari, mereka sedang menonton TV di ruang tamu rumah Alia. Alia sedang bercerita dengan detil mengenai kehidupannya di kantor, sampai akhirnya dia melihat Rizki agak ‘berbeda’.

Are you okay?” Alia bertanya dengan nada yang ditenang-tenangkan. (That million-dollar question)

I’m okay, cuma lagi ngantuk aja.” Jawab Rizki, lalu mengambil handphone-nya.

Mengantuk! Sekarang kan jam empat sore! Ratusan kemungkinan langsung mengontaminasi kepala Alia. Pasti dia bosan. Aduh, Rizki lagi kenapa, ya? Jangan-jangan cerita gue ngebosenin? Dia nggak biasanya kayak gini! Dia udah nggak peduli sama gue!

Perbedaan dari cara Alia dan Rizki melihat “I’m okay” adalah perbedaan fundamental perempuan dan laki-laki. Jujur, menurut saya contoh “I’m okay” ini masih sangat valid dan relevan. Ketika Rizki bilang, “I’m okay,” kemungkinan besar yang terjadi adalah Rizki memang benar baik-baik saja, dan memang hanya sedikit mengantuk. Otak laki-laki tidak diciptakan untuk multitasking, dan terkadang perempuan suka berasumsi (atau berekspektasi) kalau cara kerja otak laki-laki itu sama persis dengan otak perempuan.

Problems appear when we assume, and expect the opposite sex to think and function the way we do.

Untuk para perempuan: coba jujur, berapa kali kalian mengatakan “I’m okay” sambil berharap bahwa si laki-laki akan mengerti kalau kalian tidak baik-baik saja? Jangan berbohong! (Saya bisa melihat beberapa menggelengkan kepala dengan ragu) Harus diakui bahwa terkadang kita berharap bisa dimengerti tanpa harus menjelaskan. Tetapi, kecuali pacar kalian adalah Mel Gibson di film What Women Want, tidak akan ada yang bisa membaca pikiran. Men tend to take things the way they are; say what they mean, and mean what they say.

Saya percaya bahwa hubungan yang selalu mulus itu hanyalah mitos. Tetapi, apabila kita menyadari dan menerima kenyataan bahwa perempuan dan laki-laki datang dari planet berbeda, perjalanan akan terasa lebih menyenangkan dan penuh kejutan. Hindarilah berkata, “Gue kenal dia banget,” karena pernyataan itu hanya akan merugikan kita di saat dia sedang berperilaku yang tidak familiar. Akan sangat menyenangkan ketika kita bisa ikhlas untuk saling mengenal dan membuka diri, tanpa ada ekspektasi yang berbunyi, “Kalau kenal lama ya harusnya kita udah bisa selalu saling mengerti, kan?”

Inilah saatnya kita mempelajari satu sama lain. Let’s embrace the joy of discovering your loved one.

Perempuan akan selalu berasal dari Planet Venus, dan laki-laki dari Planet Mars. Tetapi dengan kompromi dan pengertian yang mendalam tentang perbedaan, mereka akan bisa bertemu dan hidup bahagia bersama di Bumi, bukan?