5 Keputusan Bodoh Saat Memilih Pasangan

Dan terpaksa harus menelan kata ‘Penyesalan Selalu Datang di Akhir'

Saya yakin banyak di antara kamu yang merasa atau paling tidak mendengarkan teman yang mengutuki betapa bodohnya keputusan yang ia buat pada saat memilih pasangan. Saya pun sempat masuk dalam Geng ‘Salah Pilih’ ini. Saat itu saya sangat kesepian dan terjebak dalam halusinasi bahwa pacar saya tersebut adalah orang yang saya cari-cari selama ini. Tentunya kamu bisa menebak akhir cerita saya tersebut. Yang pasti, jika mesin waktu Doraemon benar-benar ada, saya ingin kembali ke masa lalu dan menampar diri saya karena keputusan tersebut.

Sayangnya, nasi telah menjadi bubur dan sayangnya lagi kita tak punya mesin waktu Doraemon untuk memperbaiki segalanya. Jadi mari kita menghela napas bersama-sama dan merelakan kebodohan di masa lampau tersebut. *menghela napas kencang*

Walaupun pernah salah pilih, tetapi saya tidak mau kamu sampai trauma untuk menjalin hubungan baru ataupun tetap bertahan di hubungan yang sudah salah pilih. Tentunya dengan pengalaman dan beberapa informasi, kita bisa lebih menyiapkan diri dalam mencari pasangan. Sebagai bumper anti salah pilih yang pertama, mari saya bantu kamu mengetahui beberapa alasan yang bisa menyebabkan kita dengan mudah membuat keputusan bodoh saat memilih pasangan:

1. Tipuan topeng PDKT

Salah satu alasan yang paling sering saya temui sebagai alasan orang tidak puas maupun mengakhiri hubungan adalah karena pasangannya tidak sama seperti awal perkenalan. Awalnya pasanganmu sangat perhatian, rutin menghubungi, tidak pernah absen malam minggu, dan lain sebagainya. Beberapa bulan kemudian semua itu seolah-olah tidak pernah ada dan kamu seperti berpacaran dengan orang yang tidak kamu kenal. Ya, itu adalah diri pasangan kamu yang sebenarnya setelah ia lelah menggunakan topeng PDKT. Tidak, bukan berarti pasangan kamu itu brengsek dan hanya ingin menipumu sejak awal. Adanya topeng, atau permainan peran sebagai tipe pasangan ideal ini sangat normal dimiliki oleh semua orang yang sedang dimabuk cinta. Saya yakin kamu pun memakai topeng ini untuk membuat impresi baik saat awal berkenalan dengan pasangan kamu bukan? Seperti bagaimana kamu memakai kostum terbaikmu dan selalu tepat waktu pada saat kencan. Untuk menyadari sifat calon pasangan yang sebenarnya, saya sarankan kamu untuk melihat bagaimana ia berinteraksi dengan orang lain dalam kesehariannya, bagaimana ia memperlakukan barang-barangnya (misalnya ia menyusun buku sangat rapi), dan perilaku lain yang membuat kamu dapat memahami dia secara lebih baik.

#PeranSETIPE: Kabar baiknya, kami dapat membantu kamu agar mengenali lebih jauh calon pasanganmu lewat tes kepribadian sebelum kamu terjebak oleh topeng PDKT.

2. Salah menilai diri sendiri

Yup, seringkali kita memiliki penilaian yang salah mengenai diri kita sebenarnya. Kita bisa saja merasa lebih baik dari teman kita dalam bergaul, kita teman diskusi yang menyenangkan, maupun hal positif lainnya. Padahal, seringkali keyakinan kita tersebut bisa saja salah. Saat meminta feedback dari orang terdekat, kadang-kadang orang terdekat pun memvalidasi kesesatan pikir kita tersebut karena tidak mau kita merasa terpuruk. Akibatnya, saat berada dalam hubungan kita cenderung memandang sebelah mata pasangan dan sulit untuk menangkap apa yang sebenarnya pasangan sampaikan. Kita bisa saja tanpa sadar merasa sombong dan merasa pasangan tidak berusaha untuk mengimbangi kita. Tidak heran jika hubungan tersebut dapat membuat kita merasa kita bahagia. Lebih jauh lagi, kita juga bisa terjebak dalam hubungan yang salah karena kita sebenarnya tidak tahu seperti apa pasangan yang kita butuhkan simply karena kita tidak mengenal diri kita dahulu. Untuk mengetahui siapa diri kamu yang sebenarnya, saya sarankan kamu untuk meminta orang terdekat yang kamu percaya akan mengatakan kejujuran untuk memberikan kamu masukan mengenai kepribadian, penampilan, maupun perilaku sehari-harimu yang sudah positif maupun yang masih harus diperbaiki. Tentunya kamu harus siap mental untuk mendengarkan hal-hal yang tidak pernah kamu dengar sebelumnya.

#PeranSETIPE: Ketika kamu putus asa tidak tahu harus lari ke siapa, kamu dapat ‘lari’ ke kami karena ada sekelompok psikolog bersahabat yang siap mendengarkan dan memberi saran bijaksana untuk kamu.

3. Tertampar kesepian dan tidak punya banyak pilihan

Identifikasi cara kamu beraksi ketika mengambil keputusan untuk mencari pasangan. Putar balik waktu ke akarnya. Apakah kamu haus untuk mendapatkan pasangan karena habis datang marathon ke resepsi pernikahan teman 4 minggu berturut-turut? Kamu datang solo dan merasa terancam karena kanan kiri sibuk menggandeng pasangannya. Atau apakah kamu memilih pasangan karena kamu terjebak pada lingkungan yang itu-itu saja dan pasrah dengan pilihan yang juga itu-itu saja? Alhasil kamu main asal tunjuk karena yang penting status dapat diubah jadi ‘In A Relationship’. Akibatnya, saat menjalani hubungan kamu tidak mencapai ekspektasi yang kamu harapkan. Tentunya selain merugikan dirimu sendiri, kamu juga membuat pasanganmu sebagai korban untuk memenuhi kebutuhan akan sosok pasangan saja. Untuk menghindari hal tersebut, kenali apakah kamu jatuh cinta pada pasangan karena kamu memang jatuh cinta atau karena kamu sedang kesepian dan tidak punya banyak pilihan.

#PeranSETIPE: Kami mengerti masalah ini marak terjadi di masyarakat dan membutuhkan solusi. Kami membuka peluang untuk dapat bertemu orang diluar ruang lingkup kamu, membuka matamu untuk mencoba hal baru, dan memberikan kamu kesempatan mengenal pribadi bervariasi di alam bebas.

4. Mementingkan kata orang lain dibandingkan intuisimu

Disini saya tidak bilang bahwa kata orang lain itu selalu negatif. Yang saya tekankan di sini adalah kamu juga harus mempertimbangkan apa yang kamu rasakan. Jangan hanya terdorong untuk menjalin hubungan karena teman-temanmu mengatakan bahwa ‘He/She is one of a kind’. Karena saya percaya bahwa semua orang memiliki kebutuhan dan tipe ideal sesuai dengan definisinya sendiri-sendiri. Tidak jarang orang menyesali keputusannya karena ia tidak percaya dengan intuisinya sendiri. Oleh karena itu, ada baiknya saat memutuskan untuk menjalin hubungan kamu membandingkan apa yang orang lain katakan PLUS apa yang kamu rasakan.

#PeranSETIPE: Kami ingin membantu kamu untuk mengerti diri kamu lebih dalam dengan mengasah intuisi kamu dalam bergerak. Itu sebabnya sebelum memulai perjalanan mencari pasangan, kami memberi kamu laporan kepribadian untuk kamu pahami. Seru kan kalau kamu tidak dependen lagi harus bertanya kepada orang lain tentang siapa kamu kalau kamu sudah dapat menganalisa diri sendiri?

5. Berpikir cinta akan menyelesaikan segalanya

Masih ingatkah kamu dengan film Radit dan Jani pada tahun 2008? Film ini bercerita tentang pasangan muda yang nekat menikah walau mendapat tentangan dari orang tua, tanpa bekal uang dan pekerjaan tetap, serta gaya hidup yang tidak sehat. Hubungan mereka pun akhirnya kandas karena mereka tidak sanggup untuk menjalani rumah tangga yang ideal. Film ini menyadarkan penontonnya bahwa selain cinta, ada hal-hal penting lainnya dalam menjalani hubungan. Akibat perasaan cinta, kita seringkali bertahan dalam hubungan karena kita menghiraukan suara hati kita dan menutup mata dengan kenyataan dimana dari awal kita bisa melihat bahwa kita sama sekali tidak cocok dengan pasangan. Kita mengabaikan fakta bahwa kita seringkali cekcok dengan pasangan hanya karena masalah kecil, kita seringkali tidak sepaham, bahkan tujuan hidup kita dengan pasangan berbeda. Seolah-olah menekan tombol off untuk suara hati, kita mencoba berpikir bahwa, “Dialah pasangan yang ingin saya nikahi nanti, saya cinta mati sama dia, dan itu cukup.” Hey, ini yang menurut saya paling bahaya. Bayangkan kamu akan menghadapi berbagai permasalahan hidup yang berat dengan pasanganmu saat menikah nanti seperti punya anak, menyicil rumah, dan lain sebagainya. Saya tidak ingin kamu baru menyadari terjebak dalam hubungan yang tidak bahagia setelah terlanjur menikah.

#PeranSETIPE: Memang terkadang kita dibutakan oleh cinta. Tenang saja, kamu sebenarnya tidak bodoh kok. Saya pun pernah (lega kan kalau kamu tidak sendiri?). Hanya saja, memahami cinta itu proses. Kami, tim psikolog SETIPE, menyadari hal tersebut sehingga kami melakukan aksi antisipasi dengan membantu kamu tahu apa dulu yang menjadi prioritas dalam hidup. Coba kamu menjelajah kami dan temukan bukti bahwa kami sangat peduli sama kamu.

 

Cukup melegakan jiwa ya mengetahui bahwa dibalik tindakan bodoh (atau kata halusnya: tindakan tanpa perhitungan), pasti ada jaring penyelamat. Salah satunya kami, tim SETIPE.COM, yang siap mengangkat kamu kembali ke permukaan. Dipermainkan oleh perasaan, tuntutan dunia luar, dan permainan pikiran memang ‘makanan’ sehari-hari. Saya harap sekarang kamu lebih berhati-hati dalam bertindak karena.. mesin waktu Doraemon itu tidak ada! Kesimpulannya, kamu tidak dapat memutar waktu.