Ditolak Sakit, Tapi Ada yang Jauh Lebih Sakit...

   

Dulu waktu saya masih sekolah, saya termasuk anak yang nggak pernah ditolak waktu nembak gebetan. Iya, karena saya ditolak jauh sebelum saya berhasil nembak. Jangankan nembak, sapaan saya aja jarang ada yang dibales. :) Sedih deh, jadi saya pada zaman itu.

Buat saya, semua pengalaman ditolak itu selalu bikin hati agak perih. Sampai beberapa waktu lalu saya ketemu lagi dengan salah satu gebetan saya zaman sekolah. Kami sempat ngopi (bukan modus kok, beneran deh) dan ngobrol cukup lama di situ. Saya kurang ingat kami ngobrol apa aja, tapi saya ingat waktu itu saya mikir "Oh, ternyata saya emang nggak cocok dengan dia kalau kita jadi pasangan". Di saat itulah saya merasa bersyukur dulu ditolak sama dia.

Melihat Kecocokan Secara Alami

Setelah berhasil mencocokkan ratusan pasangan melalui Setipe, saya belajar bahwa alam telah memberikan kita 3 alat 'filter' untuk membantu kita mencari pasangan. 3 'filter' tersebut adalah: ketertarikan fisik, bau badan (feromon) dan kepribadian. Saya yang dulu masih belum dewasa mungkin nggak bisa lihat 3 'filter' ini secara jelas. Di pertemuan terakhir saya dengan (mantan) gebetan barulah saya sadar bahwa secara 'filter' dia emang nggak cocok dengan saya. Terus gimana caranya kamu tahu kalau kamu cocok dengan gebetan lewat 3 'filter' ini?

                                                          

1. Ketertarikan Fisik

Ketertarikan fisik (tanpa operasi plastik dan make up yang berlebihan) bisa jadi petunjuk dari alam yang bagus.

Kalau kalian saling bertemu apa adanya dan saling suka secara fisik, bisa jadi kalian cocok secara alami. Atau menurut studi, kalau kalian berdua banyak miripnya satu sama lain maka kemungkinan besar kalian akan tertarik secara fisik satu sama lain. 

Tapi, hati-hati dengan efek media massa yang suka memaksakan standar "cantik" dan "cakep" versi mereka yang seringkali tidak realistis. Ketertarikan fisik itu subjektif; saya sudah sering bertemu orang yang menurut saya biasa saja secara fisik tapi untuk pasangannya sangatlah menarik. Saran saya, abaikan apa kata orang lain dan fokus pada perasaan dan suara hati ketika pertama kali tatap wajah dengan dia, dan ketika kalian sedang apa adanya.

Kalau menurut kamu dia adalah orang paling menarik sedunia, terus kenapa harus memperhitungkan opini orang lain tentang kualitas fisik dia?

2. Bau badan

Meski agak nggak praktis, bau badan (ketika bersih tapi tanpa parfum yang berlebihan) juga bisa digunakan sebagai indikator kecocokan.

Faktor bau badan ini berhubungan dengan feromon. Kalau bau badan alaminya menarik buat kita, meskipun bau apek menurut orang lain, secara alami itu bisa jadi tanda kecocokan. Harap waspada bahwa pemakaian parfum yang berlebihan bisa mematikan filter ini. Sama halnya dengan bau badan yang dikarenakan badan kurang bersih alias jarang mandi.

3. Kepribadian

Kepribadian (yang otentik dan tidak dibuat-buat) adalah cara efektif untuk mengetahui siapa yang cocok atau tidak sama kita.

Ketika kita berekspresi secara sopan dan otentik, maka orang yang tidak tertarik sama kita bisa jadi jumlahnya banyak. Tapi, itu hal yang positif karena kita sedang dihindari dari orang-orang yang kemungkinan besar hanya akan menyulitkan hidup kita. Kalau kita berpura-pura supaya disukai orang lain, yang ada kita malah mengundang orang-orang yang salah dan menjauhkan orang yang sebenarnya cocok.

Hati-hati juga dengan orang yang menunjukkan ciri-ciri kelakuan yang kurang tulus atau otentik. Mereka sedang menyembunyikan diri mereka yang asli, dan bisa jadi justru kamu nggak cocok dengan kepribadian mereka yang sebenarnya.

Apa ciri-ciri orang yang otentik? Pemikiran dan perasaan dia sejalan dengan perkataan dan perbuatannya. Indikator utamanya adalah konsistensi dalam perilaku.

Ditolak Sakit, Tapi Lebih Sakit Berada Dalam Hubungan yang Salah

Ujung-ujungnya, ketenangan hati akan lebih terasa ketika kita membangun hubungan-hubungan sehat dengan orang-orang yang lebih cocok, tulus dan ingin berada bersama kita. Jangan merasa sedih ketika ada orang yang tidak tertarik (atau suka) sama kita. Percaya saja bahwa kita sedang dihindari dari orang-orang yang di jangka panjang tidak akan bisa membahagiakan kita dan kita juga tidak bisa membahagiakan mereka.

Wish them the best and move on!