'Gerakan' Mengubah Orang Asing Jadi Orang Asik

setipedotcom-advice-marshahabib-gerakanmengubahorangasingjadiorangasik

Because “Hai, boleh kenalan, nggak?” is so last year.

Bayangkan kita sedang berapa di sebuah situasi (bisa di kedai kopi, restoran, gedung perkantoran, dan di lokasi manapun di bumi ini), dan kita melihat seseorang yang menarik perhatian kita. Orang itu sedang duduk sendirian dengan tenang, dan satu-satunya yang ingin kita lakukan adalah untuk mengajaknya berkenalan. Kalau situasinya kamu sedang berada di tempat dengan interest yang spesifik, misalnya pameran foto, mungkin akan lebih mudah untuk memulai suatu pembicaraan.

Tetapi, apabila sedang berada di tempat umum, kita harus memutar otak lebih keras. Tentu saja, “LeH ‘NaL?” atau “Sendirian aja nih, Neng?” bukanlah pilihan utama, karena tentu kita ingin dilihat sebagai seseorang yang bisa mengatakan sesuatu yang lebih dari itu. “Halo, boleh kenalan?” terkadang menjadi pilihan yang relatif aman, tetapi terkadang kita bertanya-tanya, apakah ada hal lain yang bisa diucapkan sebagai a conversation-opener?

Jangan langsung takut dengan term ‘pick-up line’ karena kesannya terlalu ‘rom-com Amerika’, anggap lah artikel ini sedang menunjukkan cara-cara yang bisa digunakan untuk mengajak seseorang berkenalan. Orang Indonesia juga senang berkenalan, bukan?

Ada enam faktor penentu kesuksesan suatu aksi untuk berkenalan; 5W (What, Who, When, Where, Why) 1 H (How). Terkadang conversation-opener paling sukses adalah yang tidak terdengar seperti pick-up line. Ya, ya, kamu mungkin sekarang sedang berpikir, “Okay, cut the crap and tell me what I should do or say.”

Saya telah bertanya ke beberapa teman saya, mengenai hal apa yang biasa mereka katakan atau lakukan ketika ingin mengajak berkenalan orang baru.

(Jangan lupa untuk tersenyum dan melakukan eye contact)

(Kecuali kalau kamu memang tertarik untuk mengajak dinding berkenalan, dan bukan orang)

 

@Siskhia, Wanita, < 100 tahun

“Everyone is an asshole, but I might be the nicer one among others. Care to find out?”

Pick-up line ini cocok untuk digunakan ketika kita yakin orang yang kita ajak bicara akan mengerti bahasa Inggris dengan bumbu sarkasme. Cocok untuk kamu yang tidak senang basa-basi, tetapi menggemari mind games.

 

@dparamaditha, Wanita, < 100 tahun

“You look good, but you would look excellent with in my arms.”

Line ini tidak offensive, tetapi playful. Kalau memang si lawan bicara tidak tersenyum sama sekali ketika mendengarnya, ya kamu bisa langsung move on sambil berpikir, “Oke, maybe s/he wouldn’t look excellent in my arms anyway.”

 

@omnichirper, Laki-laki, < 100 tahun

“Hi. Wanna have coffee with me some time?”

Line yang singkat dan to the point. Dengan mengajaknya minum kopi, kamu menunjukkan niat yang cukup jelas, yaitu untuk berkenalan lewat obrolan.

 

Dimas, Laki-laki, < 100 tahun

“Halo, kita udah pernah kenal belum, ya? Lo mirip cewek yang bakal disayang sama nyokap gue, deh.”

Dimas mengaku pernah mencoba line ini lebih dari sekali, yang pertama dia mendapatkan keheningan yang menyesakkan, namun yang kedua (ratus kali?) dia mendapatkan seorang tunangan.

 

Tia, Wanita, < 100 tahun

“Boro-boro pick-up line, kalau bisa senyum duluan aja gue udah bersyukur.”

Ya, Tia mungkin merepresentasikan sebagian dari kita.

 

Masih banyak sekali pick-up line, atau conversation-opener yang bisa kita praktikkan. Semuanya juga tergantung dari situasi, kondisi, dan restu dari orang tua. Sebelum mengajak seseorang berkenalan, kita perlu memastikan, apakah suasananya kondusif? Apakah dia terlihat seperti seseorang yang akan terbuka dengan orang baru? Apakah di jari manisnya ada cincin kawin? Apakah ada seseorang yang sedang menggandeng tangannya? 

Pastikan kita tidak salah ‘target’, karena untuk apa membuang-buang peluru bila memang bisa kena langsung tepat sasaran?