#TanyaSETIPE : Memilih Diantara Banyak Pilihan

Karena semakin banyak pilihan semakin meningkatkan kebingungan

#TanyaSETIPE : "Terlihat bahwa SETIPE memberikan saya beberapa pilihan pasangan. Karena saya terlalu bersemangat, saya bergerak terlalu agresif dengan kecenderungan impulsif. Akhirnya saya terjebak ‘nyaman’ dengan beberapa perempuan hasil percakapan di message. Saya pribadi merasa tidak adil karena saya membagi diri saya pada beberapa perempuan. Kan kasian! Saya sudah siap hanya memilih satu untuk serius. Tetapi saya butuh sedikit bala bantuan. Menurut psikolog SETIPE, saya harus memilih yang seperti apa? Dengan cara saya menulis pertanyaan ini, saya rasa psikolog SETIPE sendiri sudah dapat berasumsi seperti apa kepribadian saya, bukan?" 

 

*Artikel berikut tercipta akan pertanyaan yang muncul dari member Setipe.com yang dijawab langsung oleh psikolog internal kami. Karena kami mengerti berbagai pertanyaan tak terbendung lagi jika bersentuhan dengan urusan: cinta. Kami memberikan fasilitas #TanyaJawabSETIPE untuk membantu meredakan rasa kebingungan dan memanjakan rasa keingintahuan.

 

Belakangan ini tim SETIPE banyak mendapatkan pertanyaan mengenai bagaimana memilih pasangan yang tepat. Sebenarnya, tidak ada formula khusus yang bisa diterapkan secara general kepada setiap jenis manusia. Dua minggu yang lalu SETIPE sudah mengupas habis misteri tentang kepribadian manusia. Sekarang saatnya untuk mengimplementasikan bagaimana kepribadian berpengaruh terhadap pemilihan pasangan.

Sebelum berangkat ke sana, izinkan saya memulainya dengan konsep pemilihan pasangan. Pemilihan pasangan pada dasarnya adalah proses filterisasi dari berbagai pilihan yang ada sampai menemukan pasangan yang tepat (walaupun tidak semua orang memiliki kesempatan untuk memilih karena bahkan ia tidak mempunyai pilihan). Intinya, semua itu adalah proses bagi seseorang menemukan pendamping hidup yang tepat yang akan ia lihat setiap pagi dan malam, sepanjang sisa hidupnya.

Memilih bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi untuk sesuatu yang besar seperti memilih pasangan hidup. Kamu mungkin merasa sudah menemukan seseorang yang tepat dan siap untuk memilih. Namun, berhati-hatilah dengan hati, terutama hati yang terburu-buru. Coba langkahkan kakimu (baca: hatimu) dengan perlahan menuju tahap-tahap di bawah ini:

Know yourself

Pasti ada alasan di balik propaganda SETIPE terhadap pentingnya mengenal diri sendiri. Percaya deh, memilih sesuatu akan lebih mudah ketika kamu sudah dekat dengan dirimu sendiri. Duduklah berhadap-hadapan dengan dirimu sendiri dan mulailah bertanya padanya, ‘Seperti apakah dirimu?’, ‘Apa kekuatanmu?’, ‘Apa kelemahanmu?’, ‘Apa yang kamu butuhkan saat ini?’, ‘Apa yang bisa kamu lakukan untuk memenuhi kebutuhan itu?’, ‘Adakah seseorang yang bisa membantumu memenuhi kebutuhanmu?’, ‘Seseorang seperti apakah yang kamu bayangkan dapat memenuhi kebutuhanmu?’

Know your partner-to-be

Mana yang lebih penting, mendapatkan pasangan yang serupa atau mendapatkan pasangan yang benar-benar berbeda dengan dirimu? Jika kamu telah berhasil pada tahap sebelumnya, pasti kamu akan tahu jawabannya. Sebagai catatan, yang terpenting adalah bagaimana pasanganmu dapat melengkapi dirimu. Misalnya kamu adalah seseorang yang sulit merencanakan sesuatu dan cenderung spontan dalam memutuskan berbagai hal. Kamu akan membutuhkan pasangan yang dapat membantu kamu untuk lebih berpikir panjang dan mempertimbangkan segala sesuatunya dengan lebih matang. Namun, kamu pun akan mengalami masalah jika memilih pasangan yang benar-benar bertolak belakang denganmu. Akan sulit bagimu jika memilih pasangan yang benar-benar terstruktur dan tidak menyukai perubahan.

Know the potential risks of your future relationship

Ada satu kabar buruk yang harus saya sampaikan: ‘Tidak akan ada hubungan yang sempurna.’ Ini adalah risiko yang harus kamu hadapi ketika berinteraksi dengan orang lain. Seberapapun banyaknya kesamaan yang kalian miliki, kalian adalah dua orang yang berbeda yang memiliki kecenderungan masing-masing. Sebelum menentukan pilihan, bayangkanlah resiko masalah yang mungkin akan kamu temui jika menjalani hubungan dengan calon pasanganmu. Apakah kamu mampu menghadapi kemungkinan masalah itu? Sejauh apa kamu dapat memberikan toleransi atas kekurangannya? Begitu pula sebaliknya. Bukan berarti kamu harus kabur dan menghindari risiko tersebut, namun justru persiapkan lagi dirimu untuk menghadapinya sebelum memilih. 

Bagaimana? Apakah kamu sudah lebih siap untuk memilih? 

Kamu bisa mulai dengan membaca Laporan Kepribadian Premium kamu sekarang!