She Never Said She’s That Beautiful

setipedotcom-advice-marshahabib-sheneversaidshesthatbeautiful

Rasanya seperti mengalahkan ekspektasi diri sendiri

Minggu ini, saya akan menceritakan beberapa pengalaman online daters. Sama seperti hampir semua hal di dunia ini, online dating pun tidak bebas dari resiko dan kejadian-kejadian yang mengagetkan.

 

Mari berkenalan dengan Adi, seorang online dater yang sering juga ditolak karena penampilan fisiknya. Jujur, menurut saya pribadi, tidak ada yang ‘salah’ dengan penampilan fisik Adi, walaupun memang kalau penampilannya dibandingkan dengan Ario Bayu, yaaa…tentu saja tidak mungkin menang. Tetapi, ternyata setelah beberapa gelas bir, Adi mengaku sering ditolak karena penampilan fisiknya. Menariknya, tipe perempuan yang menolaknya pun sama; tinggi langsing, feminin dan jago dandan. 

“Ya, karena gue nggak seganteng Nicholas Saputra (siapa sih yang seganteng dia?), mungkin harusnya gue nggak expect untuk bisa mendapatkan seorang Dian Sastro.” Katanya, sambil memesan satu gelas lagi.

Adi tidak kapok dengan penolakan (bravo, Adi!), namun akhirnya dia belajar untuk menurunkan ekspektasi. Dia belajar untuk ‘tahu diri’, itu term yang dia gunakan untuk diri sendiri. Setelah beberapa kali mengalami ‘kenalan-ngobrol intens-ketemu langsung-dia langsung hilang’, Adi memutuskan untuk tidak mengajak kenalan perempuan yang ‘terlalu cantik’. Mungkin lebih baik untuk mencari yang penampilan fisiknya biasa saja, lanjut Adi lagi.

Setelah akhirnya berkenalan dengan seorang perempuan manis namun tidak intimidating bernama Astri, Adi merasa lebih rileks. Mereka mulai mengobrol, dan karena pada dasarnya Adi adalah orang yang menyenangkan, obrolannya pun ketularan virus menyenangkan. Entah mengapa, Adi pun tidak lagi merasa gugup ketika akan bertemu langsung, karena somehow dia tahu dan percaya kalau Astri tidak hanya akan menilainya dari penampilan fisik.

Hari Minggu itu pun datang. Adi sampai duluan di tempat tujuan. Setelah menunggu 15 menit, Astri akhirnya mengabari kalau dia sudah sampai, dan mengenakan baju berwarna biru muda. Ketika ada seorang perempuan cantik berbaju biru muda menghampirinya, Adi nyaris tersedak minumannya. Ternyata, Astri jauh lebih cantik dari fotonya. Kasus ini sungguh sangat jarang, biasanya yang terjadi adalah kebalikannya.

Adi menggambarkan Astri sebagai tipe perempuan yang sama dengan mereka yang telah menolaknya karena penampilan fisik. Bedanya, Astri memperlakukannya dengan cara yang sama sekali berbeda. Dia tidak terlihat kecewa dengan apa yang dia lihat, dan malah mulai mengajak Adi mengobrol dengan ramah. Astri berkata bahwa Adi terlihat sedikit lebih kurus dari fotonya, dan Adi akhirnya mengaku bahwa Astri terlihat jauh lebih cantik dari fotonya.

Astri hanya tertawa dan mengalihkan pembicaraan dengan memanggil waiter untuk memesan makanan.

Empat bulan pun berlalu, Hubungan mereka semakin dekat, hingga akhirnya Adi pun memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya. Astri ternyata merasakan hal yang sama. Astri seorang perempuan yang benar-benar cantik, mau menjalani hubungan dengannya. Setelah itu, Adi pun memberanikan diri untuk bertanya mengapa Astri memasang foto-foto yang tidak menunjukkan seberapa cantik dia sebenarnya. Astri hanya tersenyum, lalu menjawab, “Karena akhirnya aku sadar, yang aku cari itu orang seperti kamu, dan bukan Nicholas Saputra.”

Biarpun dalam hati saya yakin Astri pasti akan bingung kalau ternyata Nicholas Saputra juga suka dengannya, saya merasa yang Astri lakukan itu membuktikan bahwa masih ada orang yang tidak ‘dangkal’ di luar sana, bahwa online dating tidak hanya untuk mereka yang mencari orang-orang berpenampilan menarik secara universal. Bahwa sebenarnya setiap orang, tidak peduli semirip apapun penampilan mereka, memiliki tipe yang berbeda-beda. Yang kita harus lakukan adalah untuk terus membuka diri sampai akhirnya menemukan orang yang tepat.