He Never Said He's A Dad

Ketika ada yang lupa bilang, “Oh, by the way, aku punya anak.”

Minggu ini, saya akan menceritakan beberapa pengalaman online daters. Sama seperti hampir semua hal di dunia ini, online dating pun tidak bebas dari resiko dan kejadian-kejadian yang mengagetkan.

 

Kisah ini berawal ketika Sasha berkenalan dengan seorang laki-laki tampan lewat online dating site. Sasha, seorang perempuan berusia 25 tahun, dan Barry, seorang laki-laki berusia 34 tahun. Sasha senang karena Barry tidak cheesy ketika mengucapkan salam pertamanya, dan lebih senang lagi karena Barry berwajah menarik. Jadi, di sore hari itu, Sasha dan Barry berkenalan. 

Sasha memang mencari figur laki-laki yang lebih tua, karena menurutnya, mereka lebih ‘ngemong’ dan dewasa. Hal itulah yang dia temukan pada diri Barry. Obrolan mereka sangat menyenangkan, biarpun menurut Sasha, Barry masih sangat misterius. Barry adalah seorang duda yang bercerai dua tahun lalu. Sasha pun tidak keberatan dengan status Barry sebagai duda. Setelah beberapa kali bercakap-cakap lewat telepon, mereka akhirnya membuat janji untuk bertemu. 

Di suatu hari Minggu yang terik, mereka bertemu di suatu mall di bilangan Pondok Indah. Barry terlihat sangat tampan dan sopan, sampai Sasha tidak bisa tidak tersenyum. Mereka makan siang sambil mencoba mengenal satu sama lain. Kencan pertama itu berakhir dengan sangat menyenangkan, dan mereka pun berjanji untuk bertemu lagi.

Ketika mereka sedang mengobrol lewat telepon, Sasha bercerita tentang keponakannya yang berusia 4 tahun, yang sangat nakal. “Kadang-kadang aku pengen jewer dia, tapi aku ingat kalau dia masih kecil,” kata Sasha.

“Kamu nggak suka anak kecil, ya?” tanya Barry.

“Nggak sama sekali. Mereka semua menyebalkan.” Jawab Sasha, sambil membuat suara seakan ingin muntah.

Pembicaraan soal anak kecil itu pun teralihkan dengan Barry yang harus menutup telepon karena low-batt.  Seminggu setelah kencan pertama, Barry mengajak Sasha bertemu lagi, kali untuk menonton film dan makan malam. Ketika mereka sedang mengantri untuk membeli tiket, tiba-tiba ada anak kecil yang memeluk kaki Barry sambil berteriak, “Papa! Mau nonton apa?”

Sasha pun tersenyum melihat kejadian itu, karena biarpun dia tidak pernah suka anak kecil, Barry terlihat menggemaskan ketika mencoba melepaskan si anak kecil dari kakinya. 

Senyum Sasha pun pudar ketika Barry menjawab, “Halo, sayang. Mama mana, Nak? Besok kamu nginep di tempat Papa, kan?” 

Ya, karena ini bukan film dengan twist ending, tentu saja kalian tahu kalau anak kecil itu adalah anak dari Barry. Sasha pun mulai sakit perut. Sakit perutnya bertambah ketika Barry memperkenalkannya, “Nak, kenalin ini Tante Sasha, teman baru Papa. Sasha, ini anakku, Lana.”

Film dan pop corn langsung terasa hambar untuk Sasha. Ketika akhirnya mereka selesai menonton dan beranjak ke restoran untuk makan malam, Sasha pun memberanikan diri untuk bertanya, “Bar, kok kamu nggak bilang kalau kamu punya anak?”

Sambil tersenyum, Barry menjawab, “Karena aku mau kamu kenal aku dulu, sebelum kabur. Apalagi kamu nggak suka anak kecil.”

Belum ada yang tahu seperti apa kelanjutan dari hubungan mereka sekarang, karena Sasha mengaku tidak langsung ingin kabur. Dia mengaku senang dengan Barry dan sedang mencoba untuk menerima fakta bahwa Barry memiliki seorang makhluk mungil yang tidak pernah Sasha senangi. Yah, mungkin ini adalah perjalanan Sasha menuju Jl. Menerima Seseorang Apa Adanya, siapa yang tahu?