He Never Said He’s From My Planet Too


Online dating = pertemuan antar alien

Minggu ini, saya akan menceritakan beberapa pengalaman online daters. Sama seperti hampir semua hal di dunia ini, online dating pun tidak bebas dari resiko dan kejadian-kejadian yang mengagetkan.

 

Kalau kamu adalah orang yang menyukai misteri dan percaya bahwa tidak ada hal yang pasti kecuali mati, mungkin kamu tidak akan merasa bingung/ kesal dengan cerita saya yang kali ini. Mari berkenalan dengan Lara, seorang perempuan yang tidak pernah tahu apa yang dia inginkan. Lara sudah lama tidak berpacaran, dan ia memutuskan untuk mencoba berkenalan dengan orang baru lewat online dating. Ekspektasinya tidak muluk-muluk, dia hanya ingin bertemu dengan orang baru.

Lalu akhirnya Lara berkenalan dengan Arif, seorang yang terlihat pemalu dan tertutup. Mereka mulai mengobrol, dan anehnya, tidak ada basa-basi di situ. Mereka langsung ‘tercebur’ ke pembicaraan dalam tentang diri masing-masing, lingkungan sekitar dan rasa takut. Sungguh aneh, apalagi mereka belum pernah bertemu sebelumnya.

Kejadian yang tidak biasa itu membuat Lara kepikiran. Belum pernah sebelumnya Lara merasakan hal ini, kenyamanan yang aneh namun menyenangkan. Keterbukaan yang tidak familiar namun tidak menakutkan. Mereka pun mulai mengobrol intens, sampai akhirnya Arif mengajaknya bertemu langsung. Ketika akhirnya ajakan itu menjadi kenyataan, Lara melihat Arif sesuai dengan foto dan bayangannya; si pemalu yang cuek dan berkacamata. Penampilan fisik masing-masing pun tidak sempat diobservasi, karena lagi-lagi mereka langsung mengobrol layaknya dua orang yang sudah lama kenal. Mereka langsung berbagi rahasia, dan hal-hal yang tadinya dikira tidak perlu diceritakan. Lara merasakan keinginan besar untuk membuka diri, untuk membiarkan Arif mengenal siapa dia sebenarnya.

Setelah pertemuan itu, Lara mulai bertanya-tanya, apa yang Arif rasakan. Apakah rasa misterius itu dirasakan juga olehnya? Namun, Lara tidak tahu bagaimana cara bertanya, apalagi untuk hal-hal yang tidak biasa ditanyakan. Jadi, Lara memutuskan untuk tidak membahas itu, dan menjalani hari-harinya seperti biasa. Hari-harinya penuh dengan obrolan bersama Arif, dan tanpa Lara sadari, komunikasi mereka pun semakin intens.

Mereka pun bertemu lagi, dan lagi. Keterbukaan mereka mulai menimbulkan banyak tanda tanya. Kemana hubungan ini menuju? Lagi-lagi, Lara bingung cara menanyakannya. Sampai tiba-tiba Lara merasa kalau Arif menarik diri darinya, dengan tidak menghubunginya selama beberapa hari. Apa yang terjadi? Muncul tanda tanya baru, yang dilapisi dengan rasa panik. Ada apa dengan Arif? (Ya, kali ini Arif yang dipertanyakan, bukan Cinta).

Hari-hari berlalu, dan akhirnya mereka bertemu lagi. Kali ini, Lara memutuskan untuk bertanya, karena dia tidak tahan dengan ketidaktahuannya sendiri.

Is everything okay?” Lara bertanya dengan takut-takut.

Arif tersenyum sebelum membuka mulut dan membuat ketidakjelasan ini menjadi semakin tidak jelas, atau jelas. Arif mengaku dia bingung sekali dengan kedekatan mereka dan keterbukaannya sendiri, apalagi dengan seseorang yang dia temukan di online dating site. Lara, yang pernah menjadi penganut buku “He’s Just Not That Into You”, mulai menuduh bahwa Arif hanya membuat alasan untuk mundur. Karena buku itu mengatakan, ‘When a man wants to be with you, he will do everything to make it happen.’ Reaksi Arif sungguh sangat mengejutkan. Tanpa berkata apa-apa, dia memeluk Lara. Lara kaget, dia tidak mengira akan mendapat pelukan setelah melemparkan tuduhan. Namun, Lara lagi-lagi merasakan kenyamanan misterius itu.

“Lara, yang gue rasain ke elo ini sesuatu yang absurd dan tidak familiar, tapi gue menikmati ini. Gue nggak tahu apa yang gue mau, dan kearah mana hubungan ini akan berjalan. Satu hal yang gue tahu, gue ingin kita berdua saling kenal lebih dalam. Kalau lo nggak merasa sebingung gue, atau menganggap kebingungan gue ini hanya omong kosong, berarti mungkin apapun yang kita rasa ini nggak mutual. Tapi kalau memang lo merasakan yang sama, kenapa kita nggak cari tahu bareng-bareng?”

Lara tidak bisa berkata apa-apa, tetapi dia tahu bahwa apa yang dia rasakan dan Arif ungkapkan itu bukan omong kosong. Proses eksplorasi mereka pun terus berjalan, perlahan.

Sambil mengunyah pancake cokelatnya, Lara berkata kepada saya, “Pernah nggak sih lo kebayang bakal mendapat kesempatan untuk ngerasa kayak gini via online dating? Gue niatnya cuma pengen ketemu orang baru, lho, bukan ketemu alien dari planet yang sama.”

 

Perlahan, saya pun menggelengkan kepala.