Segitiga Cinta, Cinta Segitiga

Tidak, ini bukanlah pembahasan mengenai perselingkuhan

 

Seperti yang kita ketahui (atau pura-pura tidak mengetahui), cinta datang tanpa petunjuk dan bantuan customer service. Cinta adalah makhluk aneh yang tidak bisa dijelaskan asal mula, keberadaan, dan tujuannya. Terkadang kita mendapati diri kita bertanya kepada cinta, “Siapa kamu, dan apa maumu?” Namun banyak juga yang bilang kalau cinta itu tidak untuk dimengerti, tapi untuk dirasakan. Tetapi, kata siapa cinta itu hanya untuk dirasakan? Nah, mari minggu ini kita mencoba mengerti cinta secara objektif. Ayo kenakan jas lab, pakai kacamatamu, dan mari kita kupas habis si makhluk aneh!

 

Jadi, saya baru saja selesai mengobrol dengan Robert Sternberg, seorang psikolog Amerika yang merangkap professor di Cornell University. Ya, teman saya memang pintar-pintar.

Saya: Iya, jadi gitu, Robbie (begitu saya memanggilnya), aku nggak mau lagi terlibat cinta segitiga.

Robbie: Marsha, daripada kamu membicarakan masa lalu yang tidak perlu, lebih baik aku ceritakan tentang segitiga cinta. Kebetulan akulah yang membuat teorinya (humble brag, I know). Jadi, sebenarnya cinta itu memiliki tiga dimensi, ada hasrat, keintiman dan komitmen.

Saya: Aduh, kenapa pakai dimensi segala, sih? Nggak ngerti, Robbie, aku capek (Saya memang cepat lelah dan manja.

Robbie: Begini, ya. Saya menciptakan teori itu juga bukan untuk orang-orang manja seperti kamu. Tujuannya adalah untuk bisa mengenali jenis hubungan yang sedang dijalani. Tapi karena saya tahu kamu malas, biar saya jelaskan tentang ketiga dimensi itu sekarang, biar kamu tahu kamu sedang berada di dimensi apa. Marsha, jangan pura-pura tidur!

1. Hasrat, adalah ketika kita memfokuskan diri dengan intensnya perasaan yang muncul dari daya tarik fisik dan seksual. Jenis cinta ini adalah jenis yang menggebu-gebu. Setiap kali bertemu, detak jantung meningkat, ingin selalu bersama, dan terus melakukan kontak mata yang intens.

2. Keintiman, adalah ketika terjadinya kedekatan perasaan antara dua orang setelah melewati proses saling mengerti, terbuka dan saling mendukung tanpa perlu takut untuk ditolak atau tidak dimengerti.

3. Komitmen, bisa diartikan sebagai keputusan tetap bersama dengan satu orang sepanjang hidupnya (atau sepanjang minggu, terserah ketahanan masing-masing). Di dimensi ini, kedua belah pihak akan mencurahkan perhatian untuk tetap menjaga hubungan agar tetap langgeng. Ya, kalau kamu selingkuh berarti kamu tidak berkomitmen.

Saya: Robbie…

Robbie: (sambil menghela napas) Apa lagi, Marsha? This better be important, I’m eating my blueberry pancakes.

Saya: Aku mau bagi sepotong! Oke, Robbie, aku sudah cukup mengerti tentang ketiga dimensi itu. Lalu, apa?

Robbie: Proses selanjutnya adalah untuk mengidentifikasi kombinasi yang ada di hubunganmu. Kamu…sedang menjalani hubungan, kan? Kalau tidak, ya kamu bisa mencoba menganalisa hubungan temanmu. Jadi, kombinasi dari ketiga dimensi tersebut akan menghasilkan 7 tipe cinta yang berbeda. Ini penting buatmu, biar kamu tidak salah mengira. (He knows me well)

7 tipe cinta berdasarkan Robbie (atau Robert Sternberg):

1. Liking (keintiman)

Hubungan ini diartikan sebagai persahabatan, yang mengandung kehangatan, keintiman dan emosi positif lainnya. Ya, sudah, persahabatan saja, karena tidak adanya hasrat dan komitmen.

2. Infatuation (hasrat)

Dalam tipe cinta ini, kamu akan selalu bersemangat dan geregetan akan kehadirannya. Kalian tidak bersahabat atau berhubungan serius, tetapi kalian merasakan sensasi elektrik yang penuh daya tarik.

3. Empty love (komitmen)

Bentuk cinta ini adalah ketika antar pasangan saling setia terhadap hubungan mereka. Ibaratnya, kalian memiliki bangunan rumah yang kuat dan kokoh, tetapi rumah itu kosong dan tidak memiliki kehangatan.

4. Romantic love (keintiman + hasrat)

Hubungan ini berapi-api dan penuh gairah. Bayangkan saja, ketika daya tarik fisik bertemu dengan kedekatan emosional. Ya, hubungan ini memang sangat menyenangkan dan berapi-api. Namun kalian harus ingat, api pun akan mati apabila tidak ada komitmen.

5. Companionate love (keintiman + komitmen)

Hubungan cinta yang seperti ini adalah ketika terjalin suatu persahabatan yang stabil dan jangka panjang. Kalian berdua memiliki kedekatan emosional, saling menyayangi, dan saling berkomitmen…tanpa adanya ketertarikan seksual yang kuat.

6. Fatuous love (hasrat + komitmen)

Hubungan ini penuh dengan ketertarikan fisik dan kesetiaan. Akan tetapi, karena tidak adanya kedekatan secara emosional, kalian hanya berkomitmen dengan tubuh masing-masing saja, bukan dengan hati dan pikiran.

7. Consummate love (keintiman + hasrat + komitmen)

Ini adalah jenis cinta yang lengkap. Bayangkan, betapa dahsyatnya kombinasi persahabatan, komitmen dan gairah. Jenis cinta ini cukup jarang, jadi terkadang saya curiga kalau ini hanya mitos. Namun Robbie bersikeras menyatakan bahwa jenis cinta ini bukan fiktif, jadi, ya…baiklah.

 

Sejujurnya, Robert Sternberg memang bukan teman saya, tetapi teori segitiga cinta yang dia tulis pada tahun 1986 ini saya anggap cukup relevan, apalagi untuk membantu mengidentifikasi sebuah hubungan. Kalau soal hubungan, nggak mau, kan, beli kucing dalam karung?

Nah, sekarang, coba jujur deh sama saya. Apakah ada di antara kalian yang merasa memiliki tipe cinta nomor 7? Karena kalau ada, saya akan tersenyum tulus dan memberi selamat kepada kalian. Tulus kok. Saya tidak sirik sama sekali. Dan untuk kalian yang masih single (highfive!), semoga kalian akan menemukan jenis cinta yang tepat, dengan orang yang tepat. Apakah sudah ada kandidatnya?

Kalau memang belum, saya ingin membisikkan sesuatu. Sini, mendekat:

“Mungkin calon consummate lover-mu sedang menunggu di SETIPE.COM. Siapa tahu.”